* SELAMAT DATANG DI SEKAWAN SERVIS ELECTRONIC * SERVIS:TV,COMPUTER,DVC,Ampli fier dll. * Spesialis Kulkas,AC Rumah, AC mobil dan Mesin Cuci. * Alamat: Taraman Sidoharjo Sragen *

SEKAWAN SERVIS OTOMOTIF





Pas lagi perjalanan seputaran Jln Kaliurang, ada penampakan Mio 'aneh' terlihat dari belakang. Spontan saia ngikutin tuh motor. Sekilas ada besi penyangga tambahan di kanan-kiri motor, plus roda kecil nempel di besi tadi. Mungkin sekilas mirip roda bantu buat sepeda si kecil, itu lho, yang dipasang di as belakang sepeda mini.
Pas si rider brenti, saia nyamperin. Eh, ujug-ujug langsung masuk ke sebuah rumah. Gak jadi wis tanya-tanya soal motornya. Ya, akhirnya cuma saia ambil gambar aja. Moga bermanfaat bagi rekan kita penyandang cacat yang tetep ingin mobile dengan sepeda motor, namun menemui kendala.
Pada umumnya, modifikasi motor untuk penyandang cacat, adalah dengan melepas roda belakang, digantikan dengan swing arm lebih panjang, plus sepasang roda belakang pengganti 1 roda belakang. Dengan tiga roda, motor bisa tegak, tanpa harus disangga kaki biker. Cuma, modifikasi ini lumayan ribet, dan butuh biaya agak lebih. Lha buat modif swing-arm, trus modif as penggerak, pasang gir-rantai beserta rem belakang, plus pemasangan 2 roda belakang.
Kalo yang ini, sepertinya lebih sederhana. Buat pegangan bawah dari besi, bisa disambungkan ke bagian bawah dek, yang jelas harus ada laher supaya besi horisontal ini bisa bergerak naik-turun. Kemudian buat dudukan besi vertikal, dari sisi dalam bodi samping motor. Dudukan vertikal ini dipasangi sokbreker, kemudian dudukan bawah sokbreker, digabungkan dengan besi pegangan bawah horisontal dari bawah dek tadi. Sambungan ini kemudian dilas, dan dipasang roda kecil. Bisa berbahan karet atau teflon, seperti roda troli di supermarket itu. Bisa dicari kok di toko bahan bangunan, yang penting kuat untuk menahan beban motor berikut rider dan melindas aspal jaln.
Supaya jelas bisa memelototi gambar di sebelah.
Sedikit catatan, modifikasi ini kayaknya agak susah kalo dibuat jalan gak rata, alias banyak lubang atau rusak. Aspal mulus only deh kayaknya...
Semoga berguna.


Sepeda Lowrider (ceper) telah beredar bertahun-tahun, walau tak seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya sepeda Lowrider mulai beredar dijalan-jalan. Sepeda Lowrider merupakan hasil dari sebuah gerakan Lowrider (Lowrider movement) selama tahun 60an. Pada awalnya style lowrider hanya digunakan untuk memodifikasi otomobil.
Karena mahalnya mobil pada saat itu, anak–anak muda yang tertarik dengan gerakan ini tidak sangup untuk menjadi bagian. Sebagai gantinya mereka mulai memodifikasi sepeda yang telah mereka miliki. Pada tahun 1963 produsen sepeda Schwinn di Chicago, mengeluarkan produk terbaru yaitu schwinn stingray. Stingray dibuat menyerupai Dragster, salah satu tren motor yang sangat terkenal pada masanya.
Stingray telah membuat sepeda lebih menyenangkan dari sekedar alat transportasi. Pada tahun 1964 George Barris yang didaulat Hollywood sebagai “king custom” karena hasil karyanya yang banyak dipakai oleh Hollywood, terinspirasi untuk memodifikasinya. Sepeda yang khusus dibuat untuk Eddie Munster dalam acara “The Munsters”, adalah Monster Koach and Dragula.
Mungkin ini adalah momen yang berhasil didokumentasikan dalam sejarah sepeda lowrider, sebagai sebuah permulaan. Sebuah grup yang terdiri dari anak-anak muda latin (Chicanos) dari timur Los Angeles, menganggap modifikasi yang dilakukan George Barris tidaklah cukup. Lalu mereka mengisi framenya (membuat tangki), menambah tiang dan bendera, kaca spion, merupakan modifiksi pertama yang mereka buat dan tentu saja merendahkan (ground clearance) sepedanya.
Membengkokkan garpu adalah hal yang sangat umum untuk merendahkan sepeda pada saat itu. Lowrider telah membuat cara pandang orang berbeda terhadap sepeda. Pilihan dalam merancang (mendesain) style atau tema yang diinginan tidak akan punya akhir. Namun pada awal ‘80an sepeda Lowrider mengalami mati suri, sedangkan BMX dan sepeda-sepeda Freestyle (mountain bike) menjadi pilihan utama produksi para produsen sepeda.
Walaupun Schwinn dan produsen sepeda yang lain mengalihkan membuat sepeda-sepeda BMX dan freestyle, pasaran sepeda-sepeda lowrider klasik masih sangat diminati. Hanya sedikit sepeda Lowrider yang berkeliaran dijalan pada masa mati suri itu dan kebanyakan hanyalah sepeda cruiser. Pelan tapi pasti, Stingray klasik menjadi sangat popular, hasilnya adalah sepeda Schwinn stingray klasik menjadi langka dan mahal dipasaran.
Hasil dari gaya memperbaharui ini telah membuka pintu bagi penerbit Lowrider Magazine Alberto Lopez , yang telah menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembalikan penampilan sepeda klasik. Setelah beberapa bulan melakukan investigasi, Alberto tidak dapat membeli hak paten Schwinn Stingray, jadi tinggal ada satu pilihan yang dapat dia lakukan, membuat representasi dari Schwinn Stingray.
Ini merupakan kelahiran dari Aztlan Cruiser dan juga Lowrider Bicycle Inc, yang telah menjadi penyedia keperluan suku cadang sepeda-sepeda Lowrider saat ini. Sepeda jenis Lowrider masuk ke Indonesia sekitar akhir tahun 70an dengan sebutan yang bermacam-macam seperti salah satunya sepeda kumbang mini. Karena waktu peredaran atau penyebaran yang terbilang sempit kurang lebih sepuluh tahun, menjadikan sepeda jenis ini berjumlah lebih sedikit dibandingkan sepeda jenis ontel, MTB, mini dan BMX.
Selain dari Indonesia, kebanyakan sepeda lowrider dengan jenis stingray 20 dan beach cruiser 26 didatangkan (import) dari negara-negara asia seperti jepang dan cina, walaupun terdapat pula sebagian kecil dari benua barat seperti Amerika dan Eropa. Dari Indonesia merk yang terkenal adalah Benny Indonesia, dari Jepang terkenal dengan merk Benny Japan, Fuji Feather, dan lain-lain, negara Cina dengan Phoenix dan negara benua barat dengan Schwinn (Chicago AS), Raleigh (Inggris), Stelber (Amerika), Murray (Amerika), Western Flyer (Amerika) atau pun dari Lowrider Bicycle Inc (Amerika/Australia).
Aliran Lowrider atau yang sering disebut dengan ceper masuk Indonesia sekitar pertengahan 90an. Pada awalnya Lowrider hanya dilakukan untuk kendaraan bermotor khususnya mobil. Karena modal yang dikeluarkan tidaklah terlalu mahal, banyak yang mengadopsi aliran ini. Pada akhir ‘90 aliran ini banyak diadopsi oleh para pemakai sepeda motor. Untuk sepeda sendiri tidak ada yang tahu pasti kapan aliran Lowrider mulai diikuti, sekitar tahun 2003 seiring dengan banyaknya pemakai dan pemodifikasi sepeda motor yang tertarik memainkan sepeda jenis ini, aliran lowrider pun mulai banyak dikuti sebagai dasar memodifikasi sepeda.

Sepeda low rider memiliki keunikan dibanding sepeda biasa. Bentuknya beragam dan tidak lazim. Kendaraan roda dua ini diklaim lebih stylist dan setangnya pun sedikit berbeda. "Ada yang tinggi dan ada pula yang melebar ke samping," jelas Jerink, salah satu personel klub low rider di Kuta, Denpasar, Bali, belum lama ini.

Kesulitan kerap dialami para pengguna sepeda low rider. Jerink mengaku, sparepart sepeda unik ini sangat sulit didapat. Untuk membuat satu sepeda low rider dibutuhkan waktu dua bulan dengan biaya antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. "Kalau di luar negeri bisa mencapai ribuan dollar," tutur pria yang juga personel grup punk rock Superman is Dead (SID).

Selain untuk kesehatan, mengendarai sepeda low rider juga memiliki tujuan mulia. Menurut Eka, bersepeda low rider dapat mengurangi polusi. Tentunya untuk mencegah dampak terburuk, seperti global warming atau pemanasan global. Menurut pembetot bas SID ini, setidaknya dengan memakai sepeda lowrider dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang kini semakin menjamur