“Kebetulan saya suka jalan-jalan naik motor tapi bukan untuk harian, biar lebih nyaman tercetus ide Scoopy dibikin jadi roda tiga,” ujar pria yang tinggal di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Untuk meramu roda tambahan ini aplikasinya meniru kaki-kaki belakang mobil. “Model suspensi belakang dan breket dibuat independent seperti yang kebanyakan diaplikasi pada mobil,” ujar Wardoyo punggawa G2C yang mangkal di Gandul, Cinere, Depok.
Jadi, pada bagian bawah CVT dibuat semacam dudukan dari pipa besi untuk menopang dua suspensi. Dudukan besi ini juga bertugas menahan as roda belakang yang berhubungan langsung dengan roda. “Biar stabil pada ujung kanan dan kiri as roda dipasang laher,” lanjut Wardoyo yang memanfaatkan as roda mobil.
Untuk trasfer tenaga dari as roda Scoopy dibuat gir yang berhubungan langsung dengan as roda belakang. Namun berhubung Scoopy dari pabriknya pakai pelek racing untuk dudukan gir akhirnya diakali pakai ttromol Vario.
“Jadi, posisi gir penggerak roda belakang sudah nempel di teromol Vario,” terang Wardoyo yang harus mengubah sumbu roda Scoopy menjadi 150 cm untuk ngejar stabil.
Padahal kalau memanfaatkan bekas gardan mobil, diyakini bakal lebih sempurna lagi. Roda kiri-kanan tetap bisa berputar semua. Dipakainya lebih aman.
Untuk ubahan bodi juga disesuaikan biar estetika tetap terjaga. Solusinya bagian cover bodi kiri dan kanan Scoopy dibuat ulang memanfaatkan bahan pelat besi. “Desainnya masih mengikuti asli cover bodi Scoopy, cuma dimensi yag sedikit dibuat lebih besar,” urai builder spesialis bodi pelat besi ini.
Berapa biayanya utk motor fino clasic, tapi kalau tempat loron masuk parkiran motor apa muat? Thanks, dapatkah anda balas ke mail saya joshepineoctober@yahoo.co.id
BalasHapus